Feeds:
Posts
Comments

Dunia modern saat ini memberi kita kemudahan-kemudahan, tentunya itu karena perkembangan teknologi. Orang-orang tidak lagi menonton, menyimpan, dan membagikan sesuatu dalam bentuk fisik. Mereka seperti menikmati kecanggihan peradaban ini dalam realitas virtual. Mereka tak lagi menyimpan foto-foto pada momen tertentu pada album foto fisik. Mereka juga tak lagi mendengarkan musik-musik favoritnya dalam bentuk rilisan fisik. Juga mereka tak lagi membaca terbitan majalah / koran fisik. Seolah modernitas mengajak kita menggenggam dunia dalam ponsel, apapun yang kau butuhkan seakan ada di dalamnya.

Kadang aku khawatir jika momen yang telah aku lewati dan tersimpan dalam arsip digital akhirnya hilang. Ketika platform digital tersebut bangkrut misalnya, seperti mereka yang dulu pernah punya akun Friendster / Myspace, ke mana kah momen-momen yang tersimpan dulu? Aku tak pernah tahu. Aku juga menyimpan foto-foto, rekaman video dalam handphoneku, lalu saat handphoneku hilang, maka kenangan yang tersimpan di dalamnya pastinya juga hilang. Seperti juga ketika ribuan data digitalku yang tersimpan dalam hardisk komputer, saat hardiskku rusak. Lalu ke mana aku bisa mengenang momen-momen yang sempat terrekam tersebut? Aku tak tahu jawaban pasti. Ingatanku tak sedetail bagaimana hardisk komputerku bekerja.

Aku sempat berpikir ketika semua orang hanya menyimpan arsip kenangannya pada platform digital, maka mereka sama saja dengan menyerahkan sejarah pada tangan robot. Ketika pencipta dan pemilik robot ini ingin merubah dunia dengan aturannya, mereka hanya perlu menekan tombol Ctrl + Alt + Del maka terhapuslah semua sejarah, lalu mereka ciptakan narasinya sendiri.

Menyimpan foto, buku, majalah, rekaman musik dalam bentuk fisik masih sering aku lakukan. Koleksi kasetku, buku-buku, majalah masih terjaga, dan foto-foto keluargaku, saat aku kecil juga masih tersimpan rapi dalam album.

Dunia digital benar-benar memberikan kemudahan, termasuk kemudahan untuk melupakan.

2261138466_9455f8203e

Ternyata sudah 3 tahun sejak terakhir kali aku update blog ini. Aku pikir tidak ada lagi yang perlu ditulis di sini. Baiklah, kali ini aku gak akan nulis curhatan yang gak perlu juga kalian baca.

Di sela kesibukanku yang cukup santai, mengisi waktu luang dengan menonton film yang pernah kutonton, membaca komik dan mengonsumsi napza -kalau ada. Untuk itu kuingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, yaitu: menulis soal film.

Bertepatan dengan momen International Womens Day 2017 dan sebagai apresiasi untuk para perempuan maka aku putuskan untuk menulis daftar ini. Oke, kita mulai saja:

Continue Reading »

Jumat, 7 Maret 2014

Sudah hampir tiga tahun aku mengenal perempuan ini, sekitar akhir 2011. Bermula dari jejaring sosial, berlanjut obrolan soal buku, film, musik, dunia kerja, dan hal-hal kecil dalam keseharian kami, hingga rencana kabur dia dari tunangannya -yang sangat protektif dan insecure- ke kotaku yang akhirnya gagal. Dia hadir tepat di saat setelah masa terpurukku, di akhir tahun itu. Dia mengalihkanku dari kesedihanku, dan aku menjadi simpatik pada kesedihannya. Aku masih mengingat detail beberapa peristiwa yang dia ceritakan padaku lewat email, sms ataupun telefon. Hampir tiap hari kami berkomunikasi, berbagi cerita, hingga kami seolah dekat dan semakin mengenal satu sama lain. Jarak kami adalah masalah bagiku, tapi sepertinya itu bukan masalah baginya, karena yang dia inginkan adalah teman jauh. Sedangkan aku, aku butuh teman dekat, yang bisa berjumpa secara nyata. Tapi entah, dia selalu bisa mengalihkan perhatianku.

Continue Reading »

Two Wolves

Seorang Indian Cherokee tua mengajarkan cucunya tentang kehidupan, “Pertarungan yang ada dalam diriku” ia berkata kepada anak itu.

“Ini adalah pertarungan yang mengerikan dan itu adalah antara dua serigala. Salah satunya jahat – ia adalah kemarahan, iri hati, kesedihan, penyesalan, keserakahan, kesombongan, mengasihani diri, rasa bersalah, kebencian, inferioritas, kebohongan, kebanggaan palsu, keunggulan, dan ego.” Dia melanjutkan, ”Yang satunya baik – dia adalah sukacita, perdamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati, kebaikan, kebajikan, empati, kemurahan hati, kebenaran, welas asih, dan iman. Perang yang sama terjadi di dalam dirimu – dan di dalam diri setiap orang lain juga.”

Anak kecil itu memikirkannya sejenak, dan kemudian bertanya pada kakeknya, “Mana serigala yang akan menang?”

Continue Reading »

3 hari yang lalu, selepas kerja aku langsung pulang ke rumah, membatalkan rencanaku sebelumnya yang akan mampir ke rumah seorang teman. Aku merasa lelah sore itu. Pikirku film Donnie Darko yang aku download beberapa hari sebelumnya lebih menarik ditonton. Sampai rumah sekitar jam 8 malam, dan aku lihat di sudut kamar masih ada setengah botol miras sisa kemarin. Aku minum satu seloki, dua seloki, tiga seloki, sampai entahlah aku lupa. Sembari menonton film Donnie Darko yang sengaja aku mute, dan aku nyalakan winamp dengan playlist Lipstik Lipsing, Mono, Explosion in the Sky.

Continue Reading »

27 April, Stasiun Pasar Senen. Mungkin sekitar pukul 10 pagi aku menunggunya menjemputku di dekat pintu masuk lintas utara. Aku yang telah berpisah sendirian dengan 9 temanku yang lain dari Malang, mereka yang datang dengan tujuan untuk menonton sebuah show musik metal di Senayan. Lumayan lama aku menunggunya, karena dia harus menyelesaikan tugas kuliahnya dulu sebelum menjemputku di pagi menjelang siang itu. Lama, apa mungkin itu cuma perasaanku saja seperti kata pepatah “Waktu berjalan lambat bagi seseorang yang menunggu sesuatu yang sangat dia inginkan”.

Continue Reading »

(setiap orang menjadi rambu bagi dirinya sendiri)

 “Mendingan lampu rambu lalulintas mati, biar semua orang jadi ‘rambu’ buat dirinya sendiri.” tulisan yang aku baca pada status facebook seorang teman. Dan yaa, aku sepakat!

Suatu pagi, beberapa minggu yang lalu saat kota tempat tinggalku Malang dilanda oleh angin ribut yang kacau dalam beberapa hari, aliran listrik sering kali sengaja dipadamkan, mungkin agar lebih aman jika ada tiang roboh, pohon ambruk, baliho atau billboard runtuh, dan menimpa kabel-kabel listrik itu. Aku berangkat ke tempat kerja seperti biasanya dengan motor tua, Honda CB yang belum aku pasang rem depan sampai saat ini, dengan terburu-buru sejak ada aturan konyol nan tolol di tempat kerjaku yang memberi hukuman denda jika telat lebih dari 15 menit.

Continue Reading »